Pengaruh Media Terhadap Praktik Keagamaan

Dewasa ini, media tidak hanya menjadi entitas yang menghasilkan produk budaya, ekonomi politik, tetapi juga ideologi dan agama. Internet sebagai simbol lahirnya media baru yang dihasilkan melalui teknologi telah membawa nilai-nilai agama baru. Internet dalam mentransimisikan pesan memudahkan semua orang mengakses pesan-pesan agama. Jika dahulu orang yang belajar agama harus mondok, sekolah madrasah, atau berguru kepada ulama’, maka sekarang bisa didapat melalui pencarian di internet. Lebih jauh lagi, internet telah menciptakan ruang virtual Islam dan praktek keagamaan baru bagi muslim ( Fakhruroji, 2017). 

Umat beragama saat ini khususnya di Indonesia tiap hari mengkonsumsi isu-isu social-keagamaan secara instan. Bahkan, dakwah virtual ini pun kadang memberi jawaban untuk perihal teologi agama lain.

Munculnya para da’i virtual ini dalam menyiarkan doktrin keagamaan ternyata tidak hanya merespon isu keislaman, akan tetapi belakangan mereka juga merespon isu-isu kebangsaan dan kekuasaan (politik) sampai kultur masyarakat. Para da’i virtual ini memiliki corak ideologis yang beragam, sehingga dalam realitas online mereka sering terlihat berselisih paham tentang satu pokok persoalan keagamaan.

Motif Pengguna Media (Nurudin, 2004)

Kebutuhan kognitif (kebutuhan akan informasi, pengetahuan dan pemahaman termasuk tentang keagamaan), 
  • Kebutuhan afektif (kebutuhan akan emosi, perasaan dan kesenangan – dalam kontekskeagamaan ini berarti pencarian ketenangan batin),
  • Kebutuhan integrative personal (kebutuhan akan kredibilitas, stabilitas dan status),
  • Kebutuhan integrative social (kebutuhan akan interaksi dengan teman atau keluarga),
  • Kebutuhan pelepas ketegangan (hiburan).

Pengertian dan Kolerasi antara Agama dan Perilaku

Agama dalam lingkup teologi diartikan sebagai aturan yang mengikat. Term al-dīberasal dari akar kata dana, yadinu, dainan, yang berarti tanggungan, hutang, keharusan penegakanperaturan. Ad-dīn bermakna hutang yang  harus dibayar dan dipertanggung jawabkan, atau peraturan yang harus dilaksanakan. Dalam sosiologi, agama ialah suatu sistem kepercayaan yang disatukan oleh praktik yang berkaitan dengan hal-hal yang suci (Abdul Fatah, 2004). Roberts mengistilahkan agama secara substansif sebagaikepercayaan terhadap makhluk suci (belief inspiritual beings)

Secara Antropologi, definisi perilaku sebagai segala tindakan manusia yang disebabkan baik oleh dorongan organisme, tuntutan lingkungan alam dan keinginan lingkungannya (Suyono, 1985). Bimo Walgito berpendapat aktivitas yang ada pada individu atau organisasi tidak timbul dengan sendirinya, melainkan akibat dari stimulus yang diterima oleh organisasi tersebut baik secara eksternal maupun internal (Walgito, 1994). Sederhananya, perilaku adalah reaksi individu terhadap suatu kebutuhan yang ditampakkan atau diekspresikan dalam sikap dan ucapan.

Adapun perilaku keagamaan dalam kajian ini ialah sebuah usaha yang dilakukan oleh seseorang atau komunitas yang terkait akan penggambaran perasaan baik yang bersifat penampilan wajah, respon tubuh, kata-kata, simbol, dan pengungkapan kesan-kesan yang diterima terkait pengalaman keagamaan dan ritual agama yang mereka jalankan. (A’Yuni, 2023)

Apakah Media Mengubah Ritual atau Perilaku Agama?

Sejak adanya Internet, kita disuguhkan dengan fenomena religion online, dan online religion. (Robert A. White, S.J. - The Media and Religion Perspective)

Religion Online dan Online Religion 

  • Religion Online, adalah Lembaga atau institusi penyedia informasi tentang agama seperti tentang doktrin, kebijakan, organisasi, pelayanan, dan macam-macam lainnya bagi para penjelajah dunia  maya yang bersifat pasif. 
           Contohnya saja muslim.or.id, manhaj.com, dan website website resmi tentang keagamaan lainnya

  • Online religion, adalah para web treveller untuk melakukan sesuatu yang berkaitan dengan dimensi agama. Ataupun pelaku keagamaan yang ingin melakukan ritual keagamaan tertentu seperti meditasi, dan yang lainnya. Komunikan yang bertindak disini lebih aktif dalam mencari informasi terkait keagamaan.
          Contohnya Biasanya dalam platrofm aplikasi seperti Whatsapp atau platform Chat lainnya seperti                komunitas One Day One Juz (ODOJ).

Cyberspace memang bukan sebuah tempat yang mudah ditebak, namun kehidupan di cyberspace terus berlanjut menuju apa yang kita sebut dengan real life, dan hal ini berlaku pula pada kehidupan beragama. Hari ini, orang melakukan segala sesuatu secara online, seperti mereka melakukannya secara offline meskipun dengan cara yang berbeda. Beragam aktivitas ini dimediasi secara elektronis, dan media ini memungkinkan sesuatu dapat dilakukan dengan cara yang lebih inovatif. Tidak lagi dapat dipungkiri bahwa agama dan media saat ini memiliki hubungan yang sangat dekat. Media menyediakan berbaga informasi agama yang kemudian diinternalisasi masyarakat ke dalam praktek-praktek keagamaan. Proses ini kemudian berlanjut pada eksistensi diri dalam praktik agama yang disesuaikan dengan apa yang ia saksikan di media. Pendek kata bahwa media melalui kecepatan internet telah mengubah wajah agama di dunia.











Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendahuluan: Media dan Agama

TEORI KOMUNIKASI AGAMA

Peran Media dalam Memperkuat atau Melemahkan Nilai Agama di Masyarakat